Kamis, 12 Februari 2009

KESETIMBANGAN KIMIA

Mata Kuliah : Kimia Terapan

Dosen : DR Mudjiyono

Lussana Rossita Dewi

S830208015/IPA/Psains



BAB I

PENDAHULUAN

A. Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah mempunyai bermacam-macam fungsi, yaitu : (1) Merupakan alat pengangkut, (2) Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan jaringan, (3) Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah, (4) Mencegah pendarahan, (5) Merupakan alat pertahanan tubuh, (6) Mengatur suhu tubuh.

Darah manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin.

B. Komposisi Darah

Darah terdiri dari 2 bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dan cairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian darah yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah pada umumnya terdiri dari 91-92%, protein 8-9%, protein yang terdapat dalam plasma darah adalah serum albumin, serum globulin dan fibrinogen, garam-garam anorganik 0,9%, garam-garam anorganik ini terdiri dari anion : Cl, CO3, HCO3, SO4, PO4, dan kation : Na, K, Ca, Mg, Fe ; substansi organik yang lain kecuali protein seperti protein non protein, garam ammonium, urea, asam urat, kreatinin, kreatin, asam amino, santin, hiposantin, lipida yaitu : lemak, fosfolipida, kolesterol; karbohidrat seperti glukosa; gas-gas yang larut dalam plasma yaitu : O2, CO2, N2, dan gas-gas yang dihasilkan oleh usus; substansi-substansi yang lain seperti hormon, enzim-enzim, dan lain-lain.

C. Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah mempunyai peranan sebagai berikut : (1) Mengangkut zat makanan (nutrien) dari usus ke seluruh jaringan tubuh, (2) Mengangkut zat ampas dari jaringan tubuh ke alat pembuangan, (3) Mengangkut O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, (4) Mengangkut CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru, (5) Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke tempat sasaran, (6) Mendistribusikan panas dari sumbernya ke seluruh bagian tubuh.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-parukarbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. untuk melepaskan sisa metabolisme berupa


BAB II

DASAR TEORI

A. Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang pada keadaan tertentu dapat berlangsung dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri dengan kecepatan yang sama sehingga jumlah mol salah satu zat yang hilang pada reaksi itu tepat sama dengan jumlah mol zat itu yang terbentuk kembali dalam waktu dan pada saat yang sama.

Sebagai contoh keadaan kesetimbangan dinamis, kita perhatikan reaksi penguraian (dissosiasi) gas N2O4 sebagai berikut :

Andaikan sejumlah mol gas N2O4 dimasukkan ke dalam suatu bejana tertutup. Mula-mula dengan segera gas N2O4 yang tidak berwarna tersebut terdisosiasi menjadi N2 yang berwarna merah coklat. Akan tetapi setiap dua molekul NO2 dengan mudah bergabung menjadi molekul zat N2O4 kembali. Mula-mula laju reaksi disosiasi N2O4 berlangsung relatif lebih cepat daripada laju reaksi pembentukan N2O4. Namun laju reaksi pembentukan N2O4 juga makin lama makin bertambah besar sesuai dengan pertambahan jumlah NO2 yang terbentuk. Pada suatu saat laju reaksi disosiasi N2O4 sama dengan laju reaksi pembentukan N2O4, maka keadaan inilah yang disebut Keadaan kesetimbangan. Proses penguraian yang dibahas di atas, secara diagramatis dapat digambarkan sebagaimana yang diperlihatkan :

Gambar 1 Pencapaian keadaan kesetimbangan reaksi penguraian N2O4

Ada 2 jenis kesetimbangan kimia menurut jenis campuran antara zat-zat yang beraksi, yaitu :

1. Kesetimbangan homogen

Zat-zat yang terdapat dalam keadaan kesetimbangan merupakan campuran homogen yang terdiri dari satu fase, artinya semuanya gas atau semuanya zat cair.

2. Kesetimbangan heterogen

Zat-zat yang terdapat dalam keadaan kesetimbangan merupakan campuran heterogen yang mempunyai beberapa fase, misalnya ada gas dan zat cair, atau gas dan zat padat, atau zat cair dan zat padat, atau ketiganya.

B. Pergeseran Kesetimbangan

Jika pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi diupayakan sekecil mungkin. Aksi-aksi yang dapat mempengaruhi terjadinya pergeseraan kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, perubahan jumlah mol, perubahan temperatur, dan katalisator.

C. Azas Le Chatelier

Henri Louis Le Chatelier (1884) berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar tehadap kesetimbangan dalam suatu azas yang dikenal dengan azas Le Chatelier sebagai berikut:

“ Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. “

Secara singkat, azas Le Chatelier dapat dinyatakan sebagai:

Reaksi = - Aksi

Artinya : Bila pada sistem kesetimbangan dinamik terdapat gangguan dari luar sehingga kesetimbangan dalam keadaan terganggu atau rusak, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga gangguan itu berkurang dan bila mungkin akan kembali ke keadaan setimbang lagi. Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan.

D. Persamaan Tetapan Kesetimbangan

Suatu bentuk ungkapan dari hukum kesetimbangan kita sebut persamaan tetapan kesetimbangan. Persamaan tetapan kesetimbangan disusun sesuai dengan stokiometri reaksi. Secara umum, untuk reaksi :

Persamaan tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :


BAB III

PEMBAHASAN

Darah memiliki pH antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Harga ini diatur dalam darah berada dalam kesetimbangan dengan ion hidrogen karbonat dan ion hidrogen.

Jika konsentrasi ion hidrogen bertambah, ion-ion ini bereaksi dengan ion hidrogen karbonat. Jika konsentrasi ion hidrogen terlampau rendah, asam karbonat bereaksi menghasilkan hidrogen. Oksigen diangkut dari paru-paru ke sel badan oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Dalam paru-paru, konsentrasi oksigen cukup tinggi dan hemoglobin bereaksi dengan oksigen membentuk oksihemoglobin. Reaksi ini dapat ditulis :

Ketika oksigen diangkut dari paru-paru ke jaringan tubuh, karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi sel angkut dari jaringan tubuh ke paru-paru. Dalam jaringan tubuh karbon dioksida yang konsentrasinya relatif tinggi melarut dalam darah bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.

Dalam paru-paru di mana konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, reaksi sebaliknya yang terjadi dan karbon dikeluarkan dari darah ke udara.

Penurunan keasaman (pH) darah < style="">asidosis, sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45 disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh komponen respirasi (pCO2) maka disebut asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila gangguannya disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis metabolik. Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.



Gambar 2 Nilai pH darah

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:

1. Mekanisme dapar (larutan penyangga) kimia

Terdapat 4 macam larutan penyangga (dapar) kimia dalam tubuh, yaitu (1) Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat, (2) Sistem dapar fosfat, (3) Sistem dapar protein, (4) Sistem dapar hemoglobin. Sistem penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah menggunakan sistem dapar bikarbonat-asam karbonat.

Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida, jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

2. Mekanisme ginjal

Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal manusia memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang.

3. Mekanisme pernafasan

Karbondioksida (CO2) adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida (CO2) ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).

Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbondioksida dalam darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam, dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.



BAB IV

KESIMPULAN

Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil akan dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Penurunan keasaman (pH) darah < style="">asidosis, sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45 disebut alkalosis. Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.


BAB V

DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org. Darah. Diakses pada tanggal 22 November 2008. Pukul 11.00 WIB.

Nasrudin H. Kesetimbangan kimia. pustakamaya.ictcenter-kendal. Diakses pada tanggal 22 November 2008. Pukul 11.00 WIB

Wulangi KS. 1993. Prinsip-prinsip fisiologi hewan. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak ada komentar: